Berita  

Skandal Ghisca Debora Aritonang Penipu Tiket Coldplay Kerugian Mencapai Miliaran Rupiah

Skandal Ghisca Debora Aritonang Penipu Tiket Coldplay Kerugian Mencapai Miliaran Rupiah
Sosok Ghisca Debora, penipu tiket Coldplay ditahan Polres Metro Jakpus. (Dok: news.detik.com)

Jkg-udayana.org, Jakarta – Ghisca Debora Aritonang saat ini menjadi sorotan publik setelah dituduh melakukan penipuan besar-besaran dalam penjualan tiket konser Coldplay di Jakarta.

Berdasarkan laporan VIVA, Senin, 20 November 2023, kasus ini telah merugikan sekitar 400 orang dengan total kerugian mencapai Rp 15 Miliar.

Menurut investigasi yang diadakan, Ghisca Debora Aritonang diduga menggunakan teknik manipulasi pada 100 tiket yang dia miliki. Teknik ini membuat tiket tersebut tampak seolah-olah menjadi 8.000 tiket, yang menjebak ratusan pembeli.

Dilansir dari laman resmi Kepolisian Daerah Metro Jaya, penyelidikan tengah dilakukan untuk mengungkap lebih lanjut modus operandi yang digunakan dalam penipuan ini.

Merujuk pada data dari Asosiasi Promotor Musik Indonesia, penipuan tiket konser bukanlah fenomena baru, namun skala penipuan yang dilakukan oleh Ghisca Debora Aritonang ini termasuk yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Di lansir dari laman resmi Universitas Indonesia, Dr. Rendra Wijaya, seorang ahli keamanan siber, menjelaskan bahwa kemajuan teknologi memudahkan pelaku untuk memanipulasi tiket secara digital.

Selain kerugian finansial, kasus ini juga berdampak pada reputasi industri musik dan hiburan di Indonesia.

Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kejadian seperti ini dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan acara berskala besar.

Korban penipuan ini sekarang mengambil langkah hukum. Menurut situs berita Detik.com, beberapa korban telah melaporkan kasus ini ke polisi.

Pihak kepolisian, dalam keterangannya, mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli tiket acara, khususnya melalui platform online.

Penanganan kasus ini menjadi prioritas, mengingat dampaknya yang luas terhadap masyarakat dan industri terkait.

Merujuk dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, pemerintah juga berencana meningkatkan pengawasan terhadap penjualan tiket online untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Dengan berlanjutnya investigasi, masyarakat diharapkan bisa mendapatkan kejelasan dan keadilan atas kasus penipuan yang melibatkan Ghisca Debora Aritonang. Ini juga menjadi peringatan bagi pelaku industri hiburan untuk lebih mengedepankan transparansi dan keamanan dalam setiap transaksi.

Universitas Trisakti Angkat Bicara Terkait Kasus Penipuan Mahasiswinya, Ghisca Debora Aritonang

Ghisca Debora Aritonang, mahasiswi Universitas Trisakti jurusan ekonomi, menjadi sorotan setelah dituduh terlibat dalam serangkaian penipuan tiket konser.

Kasus ini menarik perhatian publik karena Ghisca tidak hanya terlibat dalam penjualan tiket palsu konser Coldplay, tetapi juga dalam kasus serupa yang menyangkut konser NCT, Taylor Swift, dan BLACKPINK.

Selain itu, Ghisca juga dituduh berkecimpung dalam bisnis tiket pesawat ilegal dan kegiatan judi online.

Berdasarkan laporan dari fakultas, kepala humas Universitas Trisakti, Dewi Priandini, mengungkapkan bahwa Ghisca sering berbohong tentang prestasinya akademik.

Situasi ini terungkap saat fakultas mengadakan pertemuan dengan orang tua mahasiswa.

Ghisca, yang merupakan mahasiswi di kelas internasional, dikenal sering berinteraksi dengan orang tuanya dalam acara tahunan yang diadakan universitas.

“Jadi memang tiap tahun ada gathering, orang tua diundang, diberi tahu bahwa ini lho anaknya sudah sampai di mana, segala macam,” jelas Dewi dalam sebuah wawancara.

Dalam salah satu pertemuan tersebut, orang tua Ghisca terlihat sangat marah setelah mengetahui kebohongan yang diucapkan anaknya.

Dewi menyebutkan bahwa kemarahan orang tua Ghisca juga sempat tertuju pada fakultas karena mereka merasa anaknya tidak mendapat perhatian yang cukup dari universitas.

Kasus ini menjadi perhatian khusus karena menunjukkan pentingnya transparansi dan komunikasi antara institusi pendidikan dengan orang tua mahasiswa.

Universitas Trisakti, sebagai lembaga pendidikan, menegaskan komitmennya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan juga memperhatikan aspek moral dan etika mahasiswanya.

Kasus Ghisca Debora Aritonang masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut, dan pihak universitas bersama otoritas terkait terus mengawasi perkembangan situasi.

Ini menjadi pengingat bagi masyarakat luas tentang pentingnya kehati-hatian dalam transaksi online, terutama terkait pembelian tiket konser dan penerbangan.

Ayah Ghisca Debora Janji Tanggung Jawab Ganti Rugi dalam Kasus Dugaan Penipuan Anaknya

Menurut informasi yang dihimpun, Dewi, seorang petugas di Universitas Trisakti, mengungkapkan bahwa Ghisca Debora Aritonang, yang diduga terlibat dalam kasus penipuan, saat ini tidak terdaftar sebagai mahasiswi aktif di universitas tersebut.

Dewi menyatakan, “Kalau secara (akademis) karena dia sudah tidak aktif dia bukan mahasiswi Trisakti lagi, tapi karena dia belum keluar dari Trisakti, kita hubungi, kita coba cari tahu juga tapi ternyata gak kontak (aktif).”

Berita ini mendapat sorotan setelah beredar video di media sosial yang menunjukkan seorang pria bernama Natalis, yang mengaku sebagai ayah Ghisca.

Video tersebut, yang diunggah oleh akun TikTok @Bernat, menampilkan Natalis dikelilingi oleh individu yang diduga menjadi korban dari Ghisca.

Natalis berkomitmen untuk menggantikan kerugian yang dialami oleh korban.

“Om Natalis berjanji mewakili keluarga khususnya Ghisca sebagai gen biologis saya, kalaupun terjadi hal yang tidak diinginkan sampai tanggal 15, event tidak terealisasi karena alasan tiket, saya sebagai orang tua siap mengganti kerugian secara materi yang ada submit,” ujar Natalis.

Namun, keterangan dalam video tersebut menyebutkan bahwa Natalis belum memenuhi janji tersebut.

Seorang pengguna media sosial menulis, “Penipuan tiket Coldplay 15M by Ghisca Debora Aritonang, balikkn duit gw bokap gjisca jgn janji2 mulu.”

Komunitas netizen pun menunjukkan skeptisisme terhadap kemampuan Natalis untuk menutupi seluruh kerugian materil dari korban, dengan beberapa bahkan menduga bahwa ayahnya terlibat dalam kasus penipuan tersebut.

Dewi menambahkan bahwa mereka telah berusaha menghubungi Ghisca secara berulang kali namun tanpa hasil.

“Kami hanya meminta data data dari universitas. Oh ternyata tidak aktif,” tutup Dewi, menekankan bahwa Ghisca tidak lagi terdaftar sebagai mahasiswi aktif di Universitas Trisakti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *