Berita  

Tak terbayangkan! Para Penelitian Ungkap Kapan Jadwal Bumi Akan Kiamat

Tak terbayangkan! Para Penelitian Ungkap Kapan Jadwal Bumi Akan Kiamat
Ilustrasi Meteor Menghantam Bumi. (Foto: Unsplash.com)

Jkg-udayana.org, Jakarta – Dilansir dari Oregon Capital Chronicle, laporan terbaru menunjukkan bahwa bumi bergerak menuju kondisi iklim yang belum diketahui. Ilmuwan dari Oregon State University memimpin penelitian yang mendesak perubahan besar dalam upaya lingkungan.

Mereka menekankan bahwa jika perubahan tidak segera terjadi, bumi bisa menuju kehancuran.

Menurut laporan Keadaan Iklim, yang dihimpun oleh ilmuwan iklim global, masih banyak bukti kegagalan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Kelompok ilmuwan tersebut menyarankan langkah drastis untuk melindungi kehidupan dan lingkungan. Ini dianggap sebagai kesempatan terbaik untuk bertahan dalam jangka panjang.

Berdasarkan data Oregon State University, kondisi iklim bumi bisa menjadi tak layak huni untuk antara tiga sampai enam miliar orang pada akhir abad ini. Riset tersebut menyerukan aksi global segera guna menghindari skenario terburuk tersebut.

Merujuk pada laman resmi Oregon Capital Chronicle, riset ini merupakan bagian dari upaya ilmiah untuk memahami dan mengatasi krisis iklim. Para ilmuwan menekankan bahwa jendela waktu untuk bertindak semakin sempit.

Ilmuwan Soroti Krisis Iklim Mendesak dalam Jurnal BioScience

Ilmuwan Soroti Krisis Iklim Mendesak dalam Jurnal BioScience
Ilustrasi Jika Terjadi Krisis Iklim di Bumi. (Sumber: Pexels.com)

Dua belas ilmuwan, termasuk Profesor William Ripple dari Oregon State University dan mantan peneliti postdoctoral Christopher Wolf, telah memublikasikan temuan mendalam mengenai krisis iklim global dalam jurnal ilmiah BioScience.

Menurut laporan yang dirilis, planet ini berada pada tahap kritis, mendekati beberapa titik kritis yang mengancam keberlangsungan hidup manusia.

Laporan tersebut mengkompilasi dan menganalisis 45 studi untuk menilai “tanda-tanda vital” Bumi. Hal ini mencakup perubahan suhu global, pengurangan tutupan hutan, dan mencairnya es laut.

Berdasarkan data tersebut, ditemukan bukti nyata bahwa krisis iklim dan keanekaragaman hayati terjadi secara bersamaan.

Di lansir dari laman resmi American Institute of Biological Sciences, laporan tersebut menyebutkan, “Kehidupan di planet Bumi sedang dikepung.”

Para ilmuwan telah lama memperingatkan tentang konsekuensi dari meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca manusia. Mereka menegaskan bahwa jendela untuk bertindak kini semakin sempit.

Berdasarkan data yang dirilis, pada tahun 2023, Bumi mengalami peningkatan suhu “luar biasa”, dengan musim panas terpanas yang pernah tercatat. Juli menandai hari dengan suhu permukaan rata-rata harian tertinggi dalam 100.000 tahun terakhir.

Sementara itu, es laut Antartika mencatat rekor terendahnya, dan Kanada menghadapi kebakaran hutan besar-besaran.

Meski proses kehancuran sudah berlangsung, para ilmuwan belum bisa menentukan waktu pasti kiamat bumi. Namun, peringatan keras ini datang menjelang COP 28, konferensi iklim PBB, yang akan diadakan di Uni Emirat Arab.

Merujuk pada laporan tersebut, aksi iklim internasional dinilai sangat tidak memadai dan tujuan Perjanjian Paris diperkirakan tidak akan tercapai.

Para penulis laporan menekankan kebutuhan mendesak untuk transformasi global, mengutip penilaian PBB tahun lalu.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli, Bumi kemungkinan besar telah melewati ambang batas suhu yang ditargetkan dalam Perjanjian Paris tahun ini.

Menjelang konferensi penting tersebut, Profesor Ripple menyatakan kepada Capital Chronicle, “Kita membutuhkan harapan dan tindakan.”

Laporan ini menggarisbawahi keseriusan krisis iklim saat ini dan mendesak pemimpin dunia untuk mengambil langkah konkret demi masa depan yang berkelanjutan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *