3 Drama Korea Paling Kontroversi Hingga Gagal Tayang

3 Drama Korea Paling Kontroversi Hingga Gagal Tayang
Cover 3 Drama Korea terpaksa dibatalkan karena kontroversi yang muncul. Foto: Editor Jkg-udayana.org - Adiasti Kusumaningtyas

Jkg-udayana.org, Jakarta – Dalam dunia drama Korea, tidak semua produksi berakhir dengan sukses. Beberapa drama, meskipun telah menarik perhatian awal yang besar, terpaksa dibatalkan karena kontroversi yang muncul.

Berikut adalah tiga contoh drama Korea yang pembatalannya menjadi sorotan publik, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber.

1. Kontroversi Budaya dalam “Joseon Exorcist” Memicu Pembatalan

1. Kontroversi Budaya dalam "Joseon Exorcist" Memicu Pembatalan
Joseon Exorcist dihentikan karena kritik keras atas penggunaan properti yang tidak akurat dan penggambaran sejarah yang kontroversial. Foto: Editor Jkg-udayana.org – Adiasti Kusumaningtyas

Joseon Exorcist, yang menggabungkan unsur fantasi dan sejarah, sempat menarik minat penonton dengan dua episode pertamanya.

Namun, menurut Koreaboo, drama ini dihentikan setelah mendapat kritik keras atas penggunaan properti yang dianggap tidak akurat dan penggambaran sejarah yang kontroversial.

Hal ini memicu ketegangan antarbudaya antara Korea Selatan dan Tiongkok. Sejumlah pengiklan menarik dukungan mereka, dan muncul petisi dari penonton yang menuntut pembatalan drama ini.

Akhirnya, stasiun TV SBS memutuskan untuk tidak melanjutkan Joseon Exorcist, meskipun produksinya sudah mencapai 80%.

2. Perseteruan Pemilihan Pemain dan Pembatalan “School 2020”

Seri School dari KBS telah menjadi fenomena sejak debutnya pada tahun 1999. Namun, School 2020 menghadapi masalah serius terkait pemilihan pemeran utama wanitanya.

Dikutip dari Soompi, Ahn Seo Hyun yang semula terpilih sebagai pemeran utama wanita, dipecat dalam kondisi yang kontroversial, memicu perdebatan publik.

Meskipun Kim Yohan WEi tetap sebagai pemeran utama pria, kontroversi ini berujung pada pembatalan School 2020.

Produser kemudian melanjutkan dengan School 2021, dengan skrip dan pemain yang diubah.

3. “Four Sons”: Perbedaan Kreatif Berujung pada Pembatalan

Four Sons, yang menampilkan Park Hae Jin, mengalami kendala produksi sejak tahun 2018. Berdasarkan laporan dari Dispatch, perbedaan pendapat antara sutradara dan perusahaan produksi mengakibatkan penundaan yang signifikan.

Nana, pemeran utama wanita, dan sutradara memilih untuk meninggalkan proyek, mengakibatkan proyek ini terhenti. Walaupun Park Hae Jin memenangkan gugatan hukum terhadap perusahaan produksi, drama ini tetap tidak dilanjutkan.

Namun, beberapa rekaman yang telah dibuat diubah menjadi serial web dengan judul Genesis, yang dirilis tiga tahun kemudian.

Kesimpulan

Ketiga kasus ini, yang dihimpun dari sumber-sumber terpercaya seperti Koreaboo, Soompi, dan Dispatch, menunjukkan bahwa dalam industri drama Korea, kontroversi dapat berdampak besar pada kelanjutan sebuah proyek.

Baik itu masalah budaya, perselisihan dalam pemilihan pemain, maupun perbedaan kreatif, semua faktor ini memiliki potensi untuk mengubah arah produksi sebuah drama.

Dari kasus Joseon Exorcist, kita melihat bagaimana sensitivitas sejarah dan budaya dapat mempengaruhi persepsi publik dan keputusan jaringan televisi.

Sementara itu, School 2020 menggarisbawahi pentingnya transparansi dan keadilan dalam proses casting.

Terakhir, Four Sons memberikan pelajaran tentang bagaimana perbedaan kreatif dan masalah hukum dapat menghambat atau bahkan menghentikan produksi sepenuhnya.

Dalam industri yang sangat dinamis dan kompetitif seperti drama Korea, adaptasi dan respons cepat terhadap umpan balik publik menjadi kunci.

Ketiga contoh ini tidak hanya memberikan wawasan tentang tantangan di balik layar, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya pemahaman yang mendalam tentang aspek kultural, sosial, dan profesional dalam pembuatan sebuah karya.

Dengan ini, industri drama Korea diharapkan dapat terus berkembang dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, sehingga mampu menghasilkan konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga menghormati nilai dan sensitivitas yang beragam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *