Jkg-udayana.org, Jakarta – Berdasarkan laporan terkini yang dihimpun dari Kementerian Luar Negeri Palestina, dr Mueen Al Shurafa, seorang dokter Palestina yang juga alumnus Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, gugur di Gaza. Kepergiannya adalah akibat dari serangan bom yang dilancarkan Israel.
Prof Reviono, Rektor Fakultas Kedokteran UNS, menyampaikan dukacita yang mendalam atas kejadian ini. “Almarhum merupakan lulusan program studi Spesialis Anestesi, yang menyelesaikan studinya pada tahun 2018,” ungkapnya.
Menurut keterangan resmi dari UNS, dr Mueen tercatat sebagai alumni yang berdedikasi. Keterampilan medis yang ia kuasai selama di UNS, telah ia manfaatkan untuk berbakti. “Kami merasa bangga karena ia telah mengaplikasikan ilmunya secara ikhlas,” tutur Prof Reviono.
Dilansir dari laman resmi Fakultas Kedokteran UNS, dr Mueen dinilai sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendukung perjuangan kemerdekaan. “Perjuangannya melalui profesi medisnya mencerminkan dukungan kepada kebijakan pemerintah terkait kemerdekaan,” jelas Prof Reviono.
Upaya Dr. Mueen Kembali ke Gaza, Sebuah Pengabdian Tanpa Batas
Di lansir dari laman resmi Fakultas Kedokteran UNS, Ketua KSM Anestesiologi dan Terapi Intensif, Purwoko, mengungkapkan perjuangan Dr. Mueen. Dr. Mueen adalah sosok yang tak sempat berpartisipasi dalam upacara wisuda September lalu. “Ia harus kembali ke Gaza sebelumnya,” ucap Purwoko.
Merujuk dari laman resmi universitas, perjalanan Dr. Mueen ke Gaza terpaksa dipercepat akibat pembukaan Rafah. Rafah adalah satu-satunya akses ke Gaza dari Kairo. “Pulang Agustus karena ada kabar Rafah dibuka,” tutur Purwoko. Perjalanan itu dilakukannya bersama keluarga dengan perjalanan bus selama 6-8 jam.
Berdasarkan kesaksian Purwoko, Dr. Mueen dikenal sebagai individu yang baik dan jujur. Meskipun terkesan angkuh karena jarang berbicara, hal itu dikarenakan barier bahasa. “Orangnya baik, kerjanya cepat,” ungkap Purwoko, “Kesannya angkuh karena tidak banyak bicara.”