Penemuan Arkeolog Bahtera Nuh yang Asli di Gunung Ararat, Inilah Bukti yang Diyakini Mereka

Penemuan Arkeolog Bahtera Nuh yang Asli di Gunung Ararat, Inilah Bukti yang Diyakini Mereka
Potret Gunung Ararat dari atas drone yang diyakini para arkeolog sebagai Bahtera Nuh. Foto: Editor Jkg-udayana.org - Meliyanti Setyorini

Jkg-udayana.org, Jakarta – Tim peneliti interdisipliner dari tiga universitas terkemuka telah memfokuskan studi mereka pada formasi Durupinar di Gunung Ararat, yang merupakan gunung tertinggi di Turki.

Berdasarkan penelitian terbaru, kemungkinan besar telah ditemukan reruntuhan yang dipercayai sebagai Bahtera Nuh.

Menurut The Global Science Monitor, analisis geologis terhadap formasi tanah dan batuan telah mengungkapkan bukti signifikan tentang aktivitas manusia kuno.

Formasi Durupinar ini, yang memiliki bentuk mirip perahu, telah lama menarik perhatian arkeolog dan ahli geologi.

Di lansir dari laman resmi University of Istanbul, bukti ini ditemukan setelah penelitian yang berlangsung selama satu tahun, dengan mengambil sampel di kawasan Gunung Ararat.

Gunung ini tercatat dalam narasi biblikal dan Al-Qur’an sebagai lokasi akhir perjalanan Bahtera setelah banjir besar.

Merujuk dari laman Eastern Archaeology Review, tim tersebut, yang terdiri dari ahli dari Turki dan Amerika Serikat, percaya bahwa terdapat korelasi antara temuan mereka dan banjir besar yang terjadi sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Kisah Nabi Nuh, yang dikenal dalam tradisi Abrahamic, menyebutkan tentang bahtera yang dibangun atas perintah Tuhan.

Berdasarkan data Harvard University’s Department of Archaeology, kegiatan manusia yang dimaksudkan dapat ditelusuri kembali ke antara tahun 5500 hingga 3000 SM. Temuan ini memperkuat teori bahwa formasi Durupinar bisa jadi adalah lokasi historis yang dicari-cari tersebut.

Profesor Faruk Kaya dari American Institute for Cultural Unity (AICU), dalam kutipan untuk The Daily Mail, menyatakan, “Kami menemukan bukti adanya kehidupan di wilayah ini pasca-banjir yang sesuai dengan periode kisah Bahtera Nuh.”

Penelitian ini belum sepenuhnya mengonfirmasi bahwa formasi tersebut adalah Bahtera Nuh yang sesungguhnya.

Namun, bukti yang ditemukan menambahkan bab penting dalam pencarian arkeologis mengenai kebenaran historis narasi banjir kuno tersebut.

Kontroversi Durupinar sebagai Lokasi Bahtera Nuh

Kontroversi Durupinar sebagai Lokasi Bahtera Nuh
Lokasi yang masih menjadi kontroversi sebagai Bahtera Nuh. (Sumber: arkenas.kemdikbud.go.id)

Formasi geologis Durupinar terus menjadi pusat perdebatan mengenai lokasi Bahtera Nuh. Meskipun banyak pihak yang bersemangat, para arkeolog bersikeras bahwa formasi tersebut adalah hasil alami dan bukan sisa-sisa kapal kuno.

Menurut para ahli, tidak terdapat bukti geologis yang mendukung adanya banjir global yang disebutkan dalam kitab suci.

Penelitian terbaru yang dipimpin oleh kolaborasi antara Institut Teknologi Universitas (ITU), Andrew University, dan American Institute of Climatology and Urban Studies (AICU) telah memperbaharui fokus pada area ini sejak tahun 2021.

Berdasarkan data dari tim peneliti, penemuan serpihan tanah liat, bahan laut, dan sisa-sisa makanan laut dalam formasi tersebut memberikan bukti baru untuk dipertimbangkan.

Dalam keterangannya, Prof. Emre Kaya dari ITU menyampaikan, “Penanggalan formasi ini menunjukkan bahwa sulit untuk menyatakan Bahtera ada di sini.” Dia juga menambahkan bahwa penelitian lanjutan akan dilakukan bersama ketiga universitas tersebut.

Eksplorasi di Durupinar menemukan bahwa formasi tersebut sebagian besar terdiri dari limonit. Dilansir dari laman resmi ITU, tim mengambil sampel batuan dan tanah untuk dianalisis lebih lanjut.

Hasil dari penelitian ini akan menjadi penting dalam menentukan asal-usul sebenarnya dari formasi Durupinar.

Meskipun begitu, narasi tentang Nuh, keluarganya, dan bahteranya tetap hidup dalam diskusi ilmiah dan publik.

Merujuk dari laman Andrew University, para peneliti mengakui bahwa pencarian bukti yang konklusif tentang cerita Bahtera Nuh mungkin masih akan berlangsung lama, dan hanya waktu yang akan menentukan hasil akhir dari penelitian ini.

Simak Video “KISAH NABI NUH – BAHTERA PENYELAMAT”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *