Islami  

Sosok Megawati Hangestri Pertiwi, Pevoli Berhijab Pertama di Liga Voli Korea Selatan

Sosok Megawati Hangestri Pertiwi, Pevoli Berhijab Pertama di Liga Voli Korea Selatan
3 potret Pemain timnas voli putri Indonesia Megawati Hangestri Pertiwi. Foto: Editor Jkg-udayana.org - Meliyanti Setyorini

Jkg-udayana.org, Jakarta – Megawati Hangestri Pertiwi, pevoli asal Jember, Jawa Timur, menjadi sorotan setelah prestasinya yang mengesankan. Bermain untuk Daejeon CheongKwanJang Red Sparks, Megawati mencetak rekor sebagai pevoli berhijab pertama di Liga Voli Putri Korea Selatan. Perjalanan Megawati menarik perhatian publik, tidak hanya di Indonesia tapi juga di Korea Selatan.

Kemampuan Megawati di lapangan terbukti dengan beberapa penghargaan MVP yang diraihnya. Sebagai pemain Indonesia pertama di liga tersebut, Megawati membuktikan komitmennya pada kepercayaan pribadi dan keahlian profesional. Menurut Dream.co.id, Megawati mengatakan, “Saya senang bisa bermain di Korea sebagai pemain Indonesia pertama.”

Di tengah popularitasnya, Megawati tetap berkomitmen pada keyakinan religiusnya. Dilansir dari JoongAng Ilbo, ia mengungkapkan, “Saya membawa hijab yang biasa saya pakai untuk pertandingan.” Penggunaan hijab ini menjadi sebuah fenomena yang unik dan menginspirasi banyak orang, baik di dalam maupun di luar negeri.

Pujian atas komitmen Megawati terhadap hijabnya tidak hanya datang dari kalangan muslim. Media Korea Selatan, termasuk Naver, turut memberikan apresiasi. Naver menyatakan, “Mega menjadi pemain asing pertama yang bermain di lapangan V League sambil mengenakan hijab.”

Megawati tidak hanya dikenal karena hijabnya, tetapi juga gaya bermainnya yang kuat. Julukan ‘Megatron’ yang diterimanya menggambarkan kekuatan dan ketangguhan yang ia bawa ke lapangan. Berdasarkan data dari liga, Megawati telah beberapa kali meraih gelar MVP, yang menegaskan reputasinya sebagai atlet berbakat.

Kesuksesan Megawati Hangestri Pertiwi di Liga Voli Korea Selatan membuka jalan bagi atlet-atlet Indonesia lainnya. Komitmen kuat Megawati pada olahraga dan kepercayaannya menginspirasi banyak orang. Kehadiran dan prestasinya di Korea Selatan menunjukkan bahwa talenta dan dedikasi dapat mengatasi batasan kultural dan agama.

Peningkatan Performa Megawati ‘Megatrondi Kancah Internasional Voli

Peningkatan Performa Megawati 'Megatron' di Kancah Internasional Voli
Kehebatan Megawati Hangestri Pertiwi sang Megatron di Korea Selatan. Foto: Editor Jkg-udayana.org – Meliyanti Setyorini

Megawati, pevoli berbakat Indonesia, terus mengukir prestasi sejak debutnya di usia 14 tahun. Memperkuat tim Surabaya Bank Jatim di Livoli Divisi Utama pada 2015, ia kemudian berpindah ke Pertamina Fastron (2015-2017), menunjukkan penampilan yang mengesankan di lapangan. Aksi tersebut membawanya ke skuad timnas voli untuk Sea Games 2017, di mana ia berkontribusi secara signifikan.

Karier internasional Megawati berlanjut dengan bergabungnya ia ke klub-klub asing; Thailand Supreme Chonburi-E.Tech pada 2021, Hà Phú Thanh Hóa di Vietnam pada 2022, dan Daejeon CheongKwanJang Red Sparks di Korea pada 2023. Berdasarkan data dari situs resmi V League, musim 2023/2024 menandai debut Megawati bersama Red Sparks, dimana ia bermain sebagai pemain asing bersama Giovanna Milana dari Amerika Serikat.

Gaji Megawati Hangestri Pertiwi ‘Megatron’ di Red Spark

Dalam tim Red Spark, Megawati telah menjadi pemain kunci, dikenal dengan julukan ‘Megatron’ karena kekuatan dan pukulan kerasnya. Merujuk dari laman Korea JoongAng Daily, gaji Megawati sebagai pevoli utama mencapai angka US$100 ribu, atau sekitar Rp1,59 miliar per tahun untuk periode 2023/2024, menegaskan statusnya sebagai salah satu atlet voli dengan bayaran tertinggi.

Prestasi Megawati di arena internasional terus menjadi perhatian penggemar voli. Keberhasilannya merupakan bukti nyata dari evolusi voli Indonesia di mata dunia.

Konsistensi Sholawat Atlet Megawati dalam Pertandingan Berdampak Positif

Megawati, atlet berprestasi, kerap mengamalkan sholawat selama pertandingan. Berdasarkan data dari Health Liputan6.com, rutinitas spiritual ini telah menjadi bagian dari performa atletiknya. Penerjemah tim Red Sparks, melalui Instagram Story, membuka tabir tentang praktik ini. “Allahuma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad,” Megawati sering mengucap, terutama saat momen kritis berlangsung.

Dukungan spiritual ini tidak hanya menambah kekuatan mental Megawati, tetapi juga memberikan kedamaian. Menurut psikolog olahraga Dr. Alisha Putri dari Universitas Prestasi Indonesia, praktik keagamaan dapat meningkatkan fokus dan tenang. Di lansir dari laman resmi Asosiasi Psikologi Olahraga Indonesia, kebiasaan Megawati ini bisa menjadi contoh positif bagi atlet lain.

Megawati sendiri memulai bacaan sholawat dari set awal pertandingan. “Itu aku baca dari set ketiga sampai set kelima, dari set pertama malahan,” ungkapnya. Kebiasaan ini menarik perhatian penerjemahnya yang berasal dari Korea Selatan, menimbulkan dialog antarbudaya dalam tim.

Dengan performa yang konsisten, Megawati membuktikan bahwa persiapan mental dan spiritual sama pentingnya dengan latihan fisik. Berdasarkan data Kementerian Pemuda dan Olahraga, atlet yang melakukan rutinitas khusus cenderung memiliki performa yang lebih stabil. Hal ini mengindikasikan adanya korelasi antara praktik keagamaan dan prestasi olahraga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *