Wisata  

Pendaki Berusia 66 Tahun Meninggal di Gunung Rinjani

Pendaki Berusia 66 Tahun Meninggal di Gunung Rinjani
Puncak gunung rinjani 3726 M.DPL. Foto: Editor Jkg-udayana.org - Ardi Cahya Rosyadi

Jkg-udayana.org, Lombok, Nusa Tenggara Barat – Sebuah insiden memilukan terjadi di kawasan Gunung Rinjani. Berdasarkan laporan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), seorang pendaki ditemukan tak bernyawa. Tragedi tersebut terjadi di sekitar Banyu Urip dan diumumkan pada 29 Oktober 2023.

Menurut keterangan TNGR, korban adalah pendaki berinisial Ald, berumur 66 tahun, dari Desa Semoyang. Kejadian bermula pada 28 Oktober, saat Ald didapati meninggal oleh seorang guide. Guide bersama dua rekannya segera mengevakuasi Ald menuju Kebun Jeruk, jalur Torean.

Tim penyelamat TNGR yang terdiri dari enam porter dan seorang tenaga medis segera bergerak pada 12.00 WITA. Mereka tiba di Pos Birisan Nangka dalam waktu kurang lebih satu setengah jam. Evakuasi berlangsung lancar dan tim bersama korban tiba di Desa Torean pada 18.30 WITA.

Di lansir dari laman resmi TNGR, korban dibawa ke Puskesmas Senaru dan tiba pukul 19.21 WITA. Setelah pemeriksaan medis, TNGR menyerahkan jenazah kepada keluarga pada pukul 20.05 WITA. Korban diduga meninggal akibat kelelahan, meskipun belum ada keterangan resmi mengenai penyebab kematian.

Merujuk dari laman TNGR, kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para pendaki. Masyarakat diingatkan untuk selalu mempersiapkan kondisi fisik sebelum mendaki. Peristiwa ini juga menggugah kesadaran akan pentingnya pendampingan profesional selama pendakian.

Keselamatan Pendakian Rinjani: TNGR Keluarkan Imbauan Ketat

Keselamatan Pendakian Rinjani TNGR Keluarkan Imbauan Ketat
Proses evakuasi Pendaki Berusia 66 Tahun Meninggal di Gunung Rinjani. (Jkg-udayana.org/IG/@btn_gn_rinjani)

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mengeluarkan seruan khusus kepada komunitas pendaki. Di tengah meningkatnya aktivitas pendakian, TNGR menekankan pentingnya kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP). Dilansir dari laman resmi TNGR, para pendaki diharapkan untuk tidak mengabaikan aturan yang telah ditetapkan demi keselamatan bersama.

Kecelakaan fatal yang baru-baru ini terjadi pada seorang warga negara asing asal Portugal menyoroti risiko keselamatan. Menurut berita yang diungkap oleh Metro Global News, kecelakaan tersebut terjadi pada 19 Agustus 2023 saat korban berfoto di pinggir kawah. Ini menggarisbawahi pentingnya kesadaran akan bahaya yang ada.

Selain itu, TNGR juga menekankan pentingnya kelengkapan pendakian yang memadai. Berdasarkan data dari Lembaga Pencinta Alam Indonesia, peralatan yang tidak lengkap merupakan faktor utama dalam banyak kecelakaan pendakian. Pendaki diminta untuk membawa logistik yang cukup dan tidak memaksakan diri dalam kondisi lelah.

Mengutip saran TNGR, para pendaki diingatkan bahwa tujuan utama mendaki bukan hanya mencapai puncak. Merujuk dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kembali dengan selamat dan berkumpul bersama keluarga merupakan prioritas utama.

Tim SAR Gunung Rinjani, dalam pernyataannya yang dikutip oleh Universitas Nusantara Studi Kedaruratan, mengalami kesulitan dalam evakuasi jenazah Boaz Bar Anan. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca dan medan yang menantang, dengan evakuasi berhasil dilakukan pada 22 Agustus 2022.

Melalui imbauan ini, TNGR berharap dapat mengurangi risiko kecelakaan dan insiden di masa mendatang. Kesadaran dan kepatuhan terhadap SOP dinilai sebagai kunci dalam menciptakan pengalaman pendakian yang aman dan menyenangkan bagi semua.

Tim Evakuasi Berjuang Melawan Cuaca Buruk di Gunung Rinjani

Tim SAR menghadapi cuaca buruk saat evakuasi jenazah pendaki di Gunung Rinjani. Berdasarkan keterangan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, angin kencang dan medan bebatuan yang licin menyulitkan operasi.

Evakuasi dimulai pada dini hari, di lansir dari laman resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Pada 22 Agustus 2022, jam 03.00 WITA, tim evakuasi bergerak menuju lokasi kejadian.

Menurut siaran pers, pukul 09.45 WITA, tim mencapai puncak Rinjani. Tim segera mempersiapkan peralatan untuk turun ke lokasi korban.

Merujuk pada data resmi, pukul 14.22 WITA, tim berhasil mengangkat jenazah. Packing ulang jenazah dilakukan sebelum perjalanan turun dimulai.

Perjalanan turun memakan waktu, seperti dikutip dari keterangan resmi. Pukul 15.05 WITA, tim dan jenazah mulai turun ke Sembalun.

Balai Taman Nasional mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Video proses evakuasi juga dibagikan di Instagram resmi mereka, berdasarkan postingan terkait.

Pendaki Portugal Tewas Setelah Terjatuh di Gunung Rinjani

Jenazah pendaki asal Portugal yang mengalami kecelakaan fatal di Gunung Rinjani telah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB, Mataram. Kedatangan ini dikonfirmasi pada Senin, 22 Agustus 2022, sekitar pukul 23.30 WITA. Menurut laporan yang dirilis, kecelakaan tersebut terjadi saat korban melakukan swafoto di tepi jurang puncak Rinjani.

Berdasarkan keterangan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, insiden tragis ini berawal pada Jumat, 19 Agustus 2022. Pihak Balai Taman Nasional menerima informasi dari kepala Resort Taman Nasional di Sembalun bahwa trekking organizer ‘Rudy Trekker’ melaporkan kejadian naas tersebut.

Berita ini diumumkan melalui akun Instagram resmi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Dalam siaran pers tersebut, terungkap bahwa kecelakaan berlangsung pukul 05.30 WITA. Saat kejadian, korban dan dua pendaki lain dalam pengawasan pemandu, Bullah.

Lokasi jatuhnya korban diidentifikasi di lereng bagian barat laut, arah danau Segara Anak. Korban dilaporkan jatuh sekitar 150 meter dan diperkirakan telah meninggal dunia seketika. Pemindahan jenazah dilakukan oleh kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani ke pihak Rumah Sakit Bhayangkara.

Penanganan kejadian ini masih terus diikuti oleh berbagai pihak. Pembaruan informasi selanjutnya akan terus dilaporkan oleh otoritas terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *